Anak adalah anugerah Tuhan, maka setiap orang tua tentu berharap bahwa anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat. Tetapi tidak jarang terdapat beberapa kelainan yang dialami oleh bayi ketika mereka lahir. Salah satu kelainan tersebut adalah kembar siam. Meskipun demikian bayi tersebut merupakan titipan Tuhan kepada kita dan harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin.
Seperti bayi perempuan kembar siam lahir di Rumah Sakit Umum Amelia, Kediri, Jawa Timur, Senin (8/3) malam. Kondisi anak kedua pasangan Supriyanto dan Sumiati, warga Desa Papar, Kediri, ini dempet atau menyatu pada bagian dada hingga perut. Dalam istilah medis biasa dikenal dengan Thoraco Abdominal Phagus. Bayi seberat 4,2 kilogram itu terlihat sehat. Seperti bayi lainnya, saat lahir kedua bayi cantik ini langsung menangis. Untuk sementara bayi yang belum diberi nama ini dirawat di ruang isolasi khusus.
Menurut dokter Dwinanto Ananda, tim dokter belum bisa memastikan kapan akan dilakukan operasi pemisahan kepada kedua bayi. Sebab, kondisi bayi masih belum stabil. Pihak rumah sakit masih berkoordinasi dengan Rumah Sakit dokter Soetomo Surabaya untuk penanganan lebih lanjut.(BOG)
Apa sih penyebabnya ?
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor
genetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.
Trus gimana proses terjadinya?
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua.
Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan
dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput
ketuban, dan
dikorionik atau rahim punya dua
plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.